,

Keraton Yogyakarta: Keindahan Arsitektur dan Tradisi Jawa

Keraton Yogyakarta: Keindahan Arsitektur dan Tradisi Jawa

SabilaTransport – Keraton Yogyakarta adalah salah satu tempat paling bersejarah di Yogyakarta yang selalu menarik perhatian wisatawan. Nilai sejarahnya yang tak terhingga menjadi salah satu daya tarik utama, selain itu arsitektur yang menawan juga membuat Keraton Yogyakarta banyak disukai. Setiap bangunan dan tata letak area Keraton dirancang dengan banyak pertimbangan, dengan nilai filosofis dan budaya yang mendalam di balik penataannya.

Kini, kami mengajak Anda untuk mengenal lebih dekat Keraton Yogyakarta, mulai dari sejarah, lokasi, hingga tempat-tempat penting yang perlu dikunjungi.

Jam Buka Selasa – Minggu, pukul 08.30 – 15.00
Harga Tiket Rp 5.000,00 – Rp 15.000,00
Alamat Jl. Rotowijayan Blok No. 1, Panembahan, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta
Pagelaran Wayang Golek, Macapat
Akses Jalan Baik
Online Maps Lihat di sini

Sejarah Keraton Yogyakarta

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, atau yang lebih dikenal dengan Keraton Yogyakarta, adalah istana milik Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Kata “Keraton” berasal dari ka-ratu-an, yang mengacu pada singgasana para raja dalam budaya Jawa. Dibangun pada abad ke-17, tepatnya pada tahun 1755, Keraton Yogyakarta didirikan oleh Pangeran Mangkubumi, yang kemudian menjadi Sultan Hamengkubuwono I.

Keraton Yogyakarta: Keindahan Arsitektur dan Tradisi Jawa

Bangunan ini diperkirakan merupakan bekas pesanggrahan Garjitawati. Sebelum Yogyakarta resmi bergabung dengan Indonesia pada tahun 1950, Keraton berfungsi sebagai pusat pemerintahan kerajaan. Setelah bergabung dengan Indonesia dan menjadi Daerah Istimewa, Keraton tidak lagi terlibat dalam politik, melainkan berfungsi sebagai Lembaga Pemangku Adat Jawa. Tujuan utamanya adalah menjaga dan melindungi identitas budaya Yogyakarta.

Hingga saat ini, Keraton tetap menjadi pusat pelestarian budaya Yogyakarta. Berbagai acara rutin, seperti pagelaran tari, musik, dan kegiatan sastra tradisional, membuktikan peran pentingnya dalam melestarikan budaya setempat.

Lokasi Keraton Yogyakarta

Keraton Yogyakarta terletak di Jalan Rotowijayan Blok No. 1, Panembahan, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dari arah Museum Benteng Vredeburg, Anda hanya perlu berjalan kaki atau naik becak untuk sampai ke sana. Lokasinya juga dekat dengan Jalan Malioboro, Taman Pintar, dan Pasar Beringharjo, sehingga mudah dijangkau dari tempat-tempat tersebut.

6 Tempat Penting di Sekitar Kompleks Keraton Yogyakarta

Tata Rakiting Wewangunan atau tata ruang bangunan Keraton Yogyakarta memiliki nilai filosofi yang mendalam. Mengingat luasnya area Keraton, Anda mungkin melewatkan satu atau dua tempat penting jika tidak hati-hati saat menjelajahinya.

Oleh karena itu, berikut ini adalah beberapa lokasi yang sebaiknya Anda kunjungi.

1. Siti Hinggil Ler

Beberapa bagian dari kompleks inti tersebut digunakan untuk menyimpan berbagai benda bersejarah maupun peninggalan kuno Keraton. Misalnya pada Siti Hinggil Ler, Anda dapat melihat foto-foto Sultan sejak yang pertama hingga saat ini.

Siti Hinggil Ler biasanya digunakan untuk lokasi upacara resmi Kesultanan.

2. Keben (Kamandhungan Ler)

Disebut demikian karena ada pohon keben di halaman Kamandhungan Ler. Bangunan utamanya adalah Bangsal Ponconiti, yang terkenal karena dijadikan venue acara sekaten dan grebeg.

3. Kompleks Kedhaton

Inilah pusat dari Kompleks Keraton Yogyakarta. Ada tiga bagian dari kompleks ini, yaitu:

  • Bagian Pelataran Kedhaton khusus untuk Sultan
  • Bagian Istri dan Putri Sultan
  • Bagian Putra Sultan

Karena digunakan untuk tempat tinggal Sultan dan keluarganya, maka tidak semua lokasi dalam kompleks ini terbuka untuk umum. Meskipun demikian, berjalan-jalan di depannya pun sudah memberikan kesan mendalam.

4. Taman Sari

Taman air ini dulunya merupakan lokasi pemandian raja-raja. Jadi tak berlebihan bila taman ini dijuluki Water Castle atau istana air.

Dibangun oleh Sultan Hamengkubuwono I, Taman Sari hingga kini masih mempertahankan desain klasiknya. Sekilas, arsitekturnya seolah bergaya Eropa.

5. Alun-Alun Kidul

Alun-Alun Kidul yang berada di area selatan Keraton adalah salah satu pusat hiburan bagi warga sekitar. Biasanya lokasi ini ramai pengunjung pada malam hari. Para wisatawan sengaja hadir untuk menikmati lezatnya kuliner di angkringan atau naik kereta hias.

Selain mencicipi makanan di sana, wisatawan banyak juga yang penasaran dengan pohon kembar yang sangat ikonik. Di tengah Alun-Alun Kidul memang ada dua pohon beringin besar yang menyimpan mitos.

Banyak yang percaya pada ritual Masangin. Pada ritual ini, konon orang yang berhasil melewati kedua pohon tersebut dengan mata tertutup akan mendapatkan keinginannya.

6. Masjid Gedhe Kauman

Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta juga dibangun oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I. Tempat beribadah kaum muslim ini diresmikan pada tahun 1773. Kini masjid tersebut bisa menampung sekitar 3.500 jama’ah.

Masjid ini dibangun dengan detail arsitektur yang membawa banyak filosofi. Bahkan ada profil buah labu (waluh) pada setiap pilar pun berasal dari keinginan untuk selalu mengingat Allah (Wallahi).

Berbeda dengan kebanyakan masjid yang hanya memiliki mimbar dan mihrab, Masjid Gedhe juga memiliki maksura. Maksura berupa ruangan kecil di bagian shaf depan, yang biasa digunakan keluarga Sultan untuk beribadah.

Jam Buka dan Harga Tiket Masuk

Keraton Jogja buka untuk umum (kunjungan wisata) mulai hari Selasa hingga Minggu, sejak pukul 08.30 hingga 15.00. Sedangkan pertunjukan seni tradisional di Bangsal Srimanganti Keraton dilakukan pada jadwal berikut:

Hari Pukul Pertunjukan
Selasa 10.00 – 12.00 dan 12.30 -14.30 WIB Uyon-Uyon
Rabu 10.00 – 13.00 WIB Wayang Golek
Kamis 10.00 – 13.00 WIB Wayang Kulit
Jumat 10.00 – 14.30 Macapat
Sabtu 10.30 – 13.00 Wayang Wong
Minggu 10.30 – 13.00 Wayang Wong

Untuk masuk ke kompleks Keraton, Anda perlu menyiapkan uang tiket sekitar Rp 5.000,00 hingga Rp 15.000,00.

Peraturan Unik Saat Berwisata

Sama seperti tempat wisata lainnya, Keraton Yogyakarta beberapa peraturan yang harus diikuti para pengunjung. Diantaranya sebagai berikut:

  1. Dilarang berfoto sambil membelakang keraton.
  2. Dilarang berfoto membelakangi abdi dalem.
  3. Dianjurkan melepas topi saat berada di dalam Keraton.
  4. Tidak boleh duduk di sembarang tempat, temukan kursi atau bangku taman untuk duduk.
  5. Hindari menyentuh koleksi benda yang ada dalam museum, kecuali bila sudah mendapat ijin dari petugas.
  6. Tidak boleh membawa apapun yang beroda.
  7. Apabila ingin membawa kamera (termasuk kamera handphone), Anda harus meminta izin terlebih dahulu.

Semua peraturan tersebut dibuat untuk menjaga kesopanan terhadap Sultan dan semua yang berada dalam Keraton. Bila ingin mendapatkan pengalaman berharga dari lokasi ini, sebaiknya Anda mematuhi semua peraturan tersebut.

Belajar dari Sejarah Keraton Yogyakarta

Wisata di Keraton Yogyakarta merupakan sumber belajar sejarah yang mudah dan menyenangkan. Di tempat ini, Anda tidak hanya dapat mengenal tokoh dan peristiwa penting, tetapi juga memahami berbagai filosofi yang terkandung di dalamnya. Keraton sendiri menjadi salah satu cermin yang mengingatkan masyarakat akan kekayaan budaya Indonesia. Menjelajahi Keraton tentu tak cukup hanya dalam sehari. Sebaiknya luangkan beberapa hari di Yogyakarta agar dapat menikmati berbagai pertunjukan yang ada di Keraton.

Selain menikmati keindahan Keraton, untuk perjalanan yang lebih praktis, Anda bisa menyewa mobil di SabilaTransport. Dengan layanan sewa mobil Jogja yang terpercaya, Anda bisa lebih leluasa menjelajahi berbagai destinasi wisata di Yogyakarta. Jika Anda ingin berlibur tanpa ribet, pertimbangkan untuk mengikuti opentrip yang ditawarkan oleh SabilaHoliday, yang tidak hanya praktis tetapi juga sudah terjamin keamanannya.

Jadi, apakah Anda siap untuk berwisata di Keraton Yogyakarta dan merencanakan liburan yang menyenangkan dengan SabilaHoliday?

5/5 - (1 vote)
0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *