keraton yogyakarta

Foto oleh Rafli dari Pexels

Keraton Yogyakarta adalah salah satu tempat paling bersejarah di Yogyakarta yang selalu menarik perhatian wisatawan.

Bukan hanya karena nilai sejarahnya yang tak terhingga, Keraton Yogyakarta juga banyak disukai karena arsitektur yang menawan. 

Faktanya, seluruh bangunan dan tata letak area Keraton dibangun dengan banyak pertimbangan. Selalu ada nilai filosofis dan budaya di balik penataannya. 

Kali ini, kami mengajak Anda untuk mengenal lebih dekat Keraton Yogyakarta. Mulai dari sejarah, lokasi, hingga tempat-tempat penting yang perlu dikunjungi.

Jam Buka Selasa – Minggu, pukul 08.30 – 15.00
Harga Tiket Rp 5.000,00 – Rp 15.000,00
Alamat Jl. Rotowijayan Blok No. 1, Panembahan, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta
Pagelaran Wayang Golek, Macapat
Akses Jalan Baik
Online Maps Lihat di sini

Sejarah Keraton Yogyakarta

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat atau yang biasa disebut Keraton Yogyakarta adalah istana milik Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. 

Keraton berasal dari kata ka-ratu-an, yang memiliki arti sebagai singgasana para Ratu (Raja, dalam budaya Jawa). Keraton Yogyakarta didirikan pada abad ke-17, tepatnya tahun 1755. Pendirinya adalah Pangeran Mangkubumi atau Sultan Hamengkubuwono I. 

Bangunan Keraton sendiri diperkirakan merupakan bekas pesanggrahan Garjitawati.

Sebelum Yogyakarta resmi bergabung dengan Indonesia pada tahun 1950, fungsi Keraton Yogyakarta adalah sebagai pusat pemerintahan kerajaan. 

Setelah Yogyakarta bergabung dengan Indonesia dan menjadi Daerah Istimewa, Keraton tidak lagi mengurus dunia politik. Keraton menjadi Lembaga Pemangku Adat Jawa. Fungsi utamanya adalah menjaga dan melindungi identitas budaya Yogyakarta. 

Hingga saat ini, Keraton menjadi pusat pelestarian budaya Yogyakarta. Terbukti dengan adanya acara rutin untuk pagelaran tari, musik, maupun kegiatan sastra tradisional lainnya.

Lokasi Keraton Yogyakarta

Keraton Yogyakarta terletak di Jalan Rotowijayan Blok No. 1, Panembahan, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. 

Ini berarti, Anda hanya perlu berjalan kaki atau naik becak jika dari arah Museum Benteng Vredeburg. Begitu pula jika Anda berada di sekitar Jalan Malioboro, Taman Pintar, atau Pasar Beringharjo. 

Tempat-Tempat Penting di Sekitar Kompleks Keraton Yogyakarta

Tata Rakiting Wewangunan atau tata ruang bangunan Keraton Yogyakarta memiliki nilai filosofi tinggi. Namun karena Keraton ini sangat luas, jika tak hati-hati, Anda akan melewatkan satu atau dua tempat penting saat menjelajahinya. 

Berikut ini adalah beberapa lokasi yang penting untuk Anda kunjungi.

  • Siti Hinggil Ler

Beberapa bagian dari kompleks inti tersebut digunakan untuk menyimpan berbagai benda bersejarah maupun peninggalan kuno Keraton. Misalnya pada Siti Hinggil Ler, Anda dapat melihat foto-foto Sultan sejak yang pertama hingga saat ini.

Siti Hinggil Ler biasanya digunakan untuk lokasi upacara resmi Kesultanan. 

  • Keben (Kamandhungan Ler)

Disebut demikian karena ada pohon keben di halaman Kamandhungan Ler. Bangunan utamanya adalah Bangsal Ponconiti, yang terkenal karena dijadikan venue acara sekaten dan grebeg.

  • Kompleks Kedhaton

Inilah pusat dari Kompleks Keraton Yogyakarta. Ada tiga bagian dari kompleks ini, yaitu:

  • Bagian Pelataran Kedhaton khusus untuk Sultan
  • Bagian Istri dan Putri Sultan
  • Bagian Putra Sultan

Karena digunakan untuk tempat tinggal Sultan dan keluarganya, maka tidak semua lokasi dalam kompleks ini terbuka untuk umum. Meskipun demikian, berjalan-jalan di depannya pun sudah memberikan kesan mendalam. 

  • Taman Sari

Taman air ini dulunya merupakan lokasi pemandian raja-raja. Jadi tak berlebihan bila taman ini dijuluki Water Castle atau istana air.

Dibangun oleh Sultan Hamengkubuwono I, Taman Sari hingga kini masih mempertahankan desain klasiknya. Sekilas, arsitekturnya seolah bergaya Eropa. 

  • Alun-Alun Kidul

Alun-Alun Kidul yang berada di area selatan Keraton adalah salah satu pusat hiburan bagi warga sekitar. Biasanya lokasi ini ramai pengunjung pada malam hari. Para wisatawan sengaja hadir untuk menikmati lezatnya kuliner di angkringan atau naik kereta hias.

Selain mencicipi makanan di sana, wisatawan banyak juga yang penasaran dengan pohon kembar yang sangat ikonik. Di tengah Alun-Alun Kidul memang ada dua pohon beringin besar yang menyimpan mitos.

Banyak yang percaya pada ritual Masangin. Pada ritual ini, konon orang yang berhasil melewati kedua pohon tersebut dengan mata tertutup akan mendapatkan keinginannya. 

  • Masjid Gedhe Kauman

Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta juga dibangun oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I. Tempat beribadah kaum muslim ini diresmikan pada tahun 1773. Kini masjid tersebut bisa menampung sekitar 3.500 jama’ah. 

Masjid ini dibangun dengan detail arsitektur yang membawa banyak filosofi. Bahkan ada profil buah labu (waluh) pada setiap pilar pun berasal dari keinginan untuk selalu mengingat Allah (Wallahi).

Berbeda dengan kebanyakan masjid yang hanya memiliki mimbar dan mihrab, Masjid Gedhe juga memiliki maksura. Maksura berupa ruangan kecil di bagian shaf depan, yang biasa digunakan keluarga Sultan untuk beribadah.

Jam Buka dan Harga Tiket Masuk

Keraton Jogja buka untuk umum (kunjungan wisata) mulai hari Selasa hingga Minggu, sejak pukul 08.30 hingga 15.00. Sedangkan pertunjukan seni tradisional di Bangsal Srimanganti Keraton dilakukan pada jadwal berikut:

Hari Pukul Pertunjukan
Selasa 10.00 – 12.00 dan 12.30 -14.30 WIB Uyon-Uyon
Rabu 10.00 – 13.00 WIB  Wayang Golek
Kamis 10.00 – 13.00 WIB Wayang Kulit
Jumat 10.00 – 14.30 Macapat
Sabtu  10.30 – 13.00 Wayang Wong
Minggu 10.30 – 13.00 Wayang Wong

Untuk masuk ke kompleks Keraton, Anda perlu menyiapkan uang tiket sekitar Rp 5.000,00 hingga Rp 15.000,00.

Peraturan Unik Saat Berwisata

Sama seperti tempat wisata lainnya, Keraton Yogyakarta beberapa peraturan yang harus diikuti para pengunjung. Diantaranya sebagai berikut:

  1. Dilarang berfoto sambil membelakang keraton.
  2. Dilarang berfoto membelakangi abdi dalem.
  3. Dianjurkan melepas topi saat berada di dalam Keraton.
  4. Tidak boleh duduk di sembarang tempat, temukan kursi atau bangku taman untuk duduk. 
  5. Hindari menyentuh koleksi benda yang ada dalam museum, kecuali bila sudah mendapat ijin dari petugas.
  6. Tidak boleh membawa apapun yang beroda.
  7. Apabila ingin membawa kamera (termasuk kamera handphone), Anda harus meminta izin terlebih dahulu.

Semua peraturan tersebut dibuat untuk menjaga kesopanan terhadap Sultan dan semua yang berada dalam Keraton. Bila ingin mendapatkan pengalaman berharga dari lokasi ini, sebaiknya Anda mematuhi semua peraturan tersebut.

Belajar dari Sejarah Keraton Yogyakarta

Wisata Keraton Yogyakarta adalah sumber belajar sejarah yang paling mudah dan menyenangkan. Di sana Anda tidak hanya mampu mengenal tokoh dan peristiwa penting, tapi juga memahami banyak filosofi. 

Keraton adalah salah satu cermin yang mengingatkan masyarakat bahwa Indonesia memang negeri yang berbudaya. 

Berjalan-jalan ke sana tak akan cukup bila hanya sehari. Luangkanlah beberapa hari di Yogyakarta untuk menikmati beberapa pertunjukan di Keraton.

Jadi, apakah Anda siap berwisata di Keraton Yogyakarta?

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

5/5 - (1 vote)